Saudarku , kaum muslimin dan muslimat dimana saja!
Ketika
kita lahir kedunia, tak ada seorangpun diantara kita yang membawa
sehelai kainpun, bahkan selembar benangpun tak ada yang melilit pada
diri kita, artinya kita lahir tanpa membawa apa-apa, artinya kita
selaku manusia lahir kedunia ini tanpa persiapan apa-apa, hanya kita
diberi modal oleh Allah berupa potensi fisik, akal dan hati. Pontensi
inilah yang diberikan oleh Allah kepada kita sehingga kita mempunyai
kemampuan untuk melakukan aktivitas dalam lapangan kehidupan sehingga
ada diantara kita yang diberikan reki oleh Allah swt, melampaui reski
orang lain, bahkan pemberian reski Allah ini tidak terbatas kepada
materi saja, termasuk inmaterial sebagaimana firman ALlah dalam surah
Lukman :20
Tidakkah
kamu perhatikan Sesungguhnya Allah Telah menundukkan untuk
(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia
ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau
petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
Nikmat yang diberikan oleh Allah swt sesungguhnya sudah tidak terhitung lagi, sebagaimana firman Allah swt, dalam AL-qur’an :
“ Jika kamu mau menghitung nikmat Allah swt yang diberikan kepadamu niscaya kamu tak Akan mampu menghitungnya”
Untuk
itu Allah swt menyuruh kita untuk senangtiasa mengsyukuri nikmat yang
diberikan kepada kita, karena ketika kita bersyukur kepada Allah maka
Allah akan senangtiasa menambahkan nikmatnya kepada kita semua
sebagaimana firman-Nya
“ jika kamu bersyukur maka Allah akan senangtiasa menambahkan nikmatnya kepada kita semua”
Cara
kita bersyukur kepada Allah swt, adalah dengan cara shalat dan
berkurban ,sebagaimana Firman Allah dalam surah Al-Kautsar : 1-3
Sesungguhnya
kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka Dirikanlah
shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605].Sesungguhnya orang-orang
yang membenci kamu dialah yang terputus[1606].
Menurut
Allah setelah kita diberikan nikmat yang begitu banyak, lakukanlah
shalat dan berkurbanlah. Ibadah shalat adalah suatu bukti kesyukuran
kita kepada Allah swt.sekaligus bentuk ketundukan seorang hamba kepada
Khaliknya, juga sebagai bekal untuk kita diakhirat kelak inysa Allah,
tentu ibadah shalat ini tidaklah memerlukan modal yang terlalu banyak,
itupun masih terlalu banyak diantara ummat ini yang tidak melakukannya
dan membiarkan waktu-waktu shalat itu berlalu begitu saja tanpa mereka
melakukannya. Bukti kesyukuran kita selanjutnya yang cukup memerlukan
pegorbanan harta adalah berkorban atau udhuhiyah, yaitu mengalirkan
darah atau memotong hewan pada hari raya idul fitri dan 3 hari tasyrik
yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijjah, yang diminta oleh Allah kepada
kita untuk dikorbankan tidaklah teralu banyak jika dibandingkan dengan
apa yang selama ini diberikan oleh Allah kepada kita semuanya, ya
mungkin sekitar 1 – 1,5 juta , dan yang diminta Allah ini sesungguhnya
juga adalah harta Allah yang dititipkan kepada kita semua, jadi sungguh
naïf jika ada orang yang sangat kikir kepada orang yang selama ini
memberinya.
Coba
banyangkan bagaimana pegorbanan Nabi Ibrahim As , dimana Nabi Ibrahim
as telah rela mengorbankan anaknya yang sangat ia sayangi, betapa
tidak Nabi Ibrahim yang sudah mulai tua, tulang-tulangnya sudah mulai
lemah, umur sudah mulai uzur belum juga dikaruniai anak tetapi beliau
tidak berputus asa ia selalu memohon kepada Allah agar ia dikarunia
anak yang saleh , seperti doa beliu dalam surah asshaf : 100
Ya Allah anugrhilah kami anak yang saleh
Kemudian Allah swt menganugerahi anak yang saleh, sebagaimana firman Allah dalam surah As-shaaf : 101
Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar[1283].
Bagaimana
bukti kesabarannya, ketika Allah subhana wataalah memerintahkan kepada
Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, dalam suatu dialog Allah
sampaikan kepada kita, dengan sangat lengkap yaitu ketika Nabi Ibrahim
menyampaikan kepada Anaknya :
Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam
mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia
menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu;
insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Tatkala
keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).Dan kami panggillah dia:
"Hai Ibrahim, Sesungguhnya kamu Telah membenarkan mimpi itu[1284]
Sesungguhnya Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan
kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar[1285].
Kalau
Nabi Ibrahim rela mengorbankan anak yang dicintai , maka yang diminta
oleh Allah kepada kita bukanlah anak yang kita cintai untuk dikorbankan
tetapi hanya sedikit harta yang dititipkan oleh Allah kepada kita, bagi
kita yang ada kemampuan kemudian tidak melakukannya , Maka Rasululah
menyampaikan kepada kita agar mereka itu tidak usa dating melakukan
shalat sebagaimana kata Rasululah dalam hadits:
“ Barang siapa yang memiliki kemampuan untuk berkorban kemudian tidak berkorban maka tidak usa ia dating ketempat kita shalat!
Begitu pentingnya berkuban sampai-samapai orang yang tidak
mau melakukan kurban dilarang oleh Nabi untuk dating shalat, artinya
sekalipun kita shalat maka shalat kita itu sia-sia, karena berkorban itu
salah cara untuk memberikan harta kepada orang yang miskin, sementara
orang yang enggang memberikan makan kepada orang miskin disebut sebagai
pendusta Agama seperti firman Allah dalam surah Al-maun : 1- 3
Tahukah
kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak
yatim, Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
Saudarku
, mari kita berusaha untuk melakukan kurban, mudah-mudahan harta yang
kita kurban akan diganti oleh Allah dengan yang lebih banyak dan lebih
berberkah! Amin