Selamat datang


ASSALAMU ALAIKUM WR.WB, SYUKRAN ANDA SUDI MAMPIR DI BLOG INI.

Selasa, 13 September 2011

Menghubungkan Silaturrahmi

Allah subhana Wataalah menciptkan kita sesungguhnya berasal dari satu turunan, yaitu semua berasal dari Adam  dan Adam sesungguhnya berasal dari tanah sebagaimana sabda beliau :
“ Kamu semua berasal dari Adam dan Adam berasal dari tanah”
Kemudian sejalan dengan perkembangan ummat manusia, karena kita dibatasi oleh tempat, lalu Allah menjadikan kita bersuku-suku, berkabaliah-kabilah dan berbangsa-bangsa, sebagaimana Firman Allah dalam Surah Al-hujrat : 13 ,
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Hal ini menunjukkan bahwa antara manusia dengan manusia diciptakan oleh Allah bukan untuk saling mengungguli antara satu dengan yang lain, apalagi untuk saling memusuhi atau saling membunuh, tetapi kita diciptakan oleh Allah antara satu dengan yang lain untuk saling kenal-mengenal antara satu dengan yang lain.  Dari perkenalan inilah kemudian terjadi interaksi antara satu orang dengan orang lain, antara satu kelompok dengan kelompok lain, antara satu suku dengan suku lain antara satu Negara dengan Negara  yang lain, kemudian terjadi ketergantungan antara satu dengan yang lain sehingga antara satu dengan yang lainnya saling membutuhkan.  Memang manusia tidak boleh hidup sendiri karena tidak akan  ada manusia yang sanggup hidup sendiri, dan memang fitrah selaku manusia selalu membutuhkan orang lain, itulah sebabnya kenapa Hawa dicipta oleh Allah swt untuk menemani sekaligus menjadi pasangan Adam As, sekaligus menjadi jalan untuk perkembangan ummat manusia!.
Khusus sesame muslim, mereka memiliki hubungan khusus yaitu hubungan persaudaraan antara satu dengan yang lain sekalipun mereka tidak memiliki hubungan kerabat keluarga, begitu mereka sudah mengikrarkan  kalimat syahadat maka antara satu dengan yang lainnya sudah bersaudara dan tidak akan pernah terhapus sampai akhirat kelak, inilah yang diungkapkan oleh Allah dalam surah Al-hujrat : 10
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Untuk dapat mewujudkan persaudaraan atau ukuhuwah yang baik maka, paling tidak ada 4 unsur yang harus terjalin dengan baik antara satu dengan yang lain, yaitu :
  1. Taarruf
Seorang muslim dengan muslim untuk dapat mewujudkan persaudaraan antara satu dengan yang lainnya maka harus dimulai dengan taarruf yaitu mengenal saudaranya, bukan hanya namanya, tetapi termasuk asalnya, keluarganya pekerjaannya, tempat tinggal, bahkan sifat-sifatnya, karena kalau kita mengenal saudara kita maka kita akan mudah memahami karakternya itulah sebabnya akan muncul unsure kedua yaitu
    2. Tafahum
Kita saling memahami antara satu dengan yang lain sehingga tidak mudah kita salah kafrah terhadap saudara kita
    3. Tatawwum
Unsur yang tidak kalah pentingnya adalah tatawwum atau saling tolong menolong antara satu dengan yang lain, sehingga kita tidak rela jika saudara kita mengalami masalah tanpa ikut membantu.
    4. Takaful
Unsur takaful adalah saling menjamin, kita jamin  keselamatannya, hartanya dan kehormatan diri dan keluarganya.
Empat unsure ini menjadi sangat penting dalam mewujudkan persaudaraan yang hakiki di antara kaum muslimin.
Persaudaraan yang baik dapat menjadi jembatan untuk dapat memasukkan kita ke dalam syurga Allah Swt, sebagaimana Sabda Nabi dalam Haditsnya :
“ Sebarkanlah salam diantara kamu, berilah makan, hubungkanlah silaturrahmi, tegakkanlah shalat malam, niscaya kamu akan masuk syurga”
Sebaliknya orang yang memutuskan silaturrahmi, tidak akan mendapat kebaikan dimana saja berada sebagaimana Firman Allah Swt, :
" kamu akan ditimpa musibah dimana saja kamu berada kecuali orang yang membina hubungan dengan Allah dan orang yang membina hubungan dengan sesama manusia"

Selasa, 06 September 2011

Menerapkan Nilai-Nilai Ramadhan


MENERUSKAN NILAI-NILAI RAMADHAN
Segala puji kepada Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk menyelesaikan kewajiban puasa dan segala-amalan sunnat di dalam bulan Ramadhan.  Bulan Ramadhan sebagai bulan istimewa buat kita memilliki banyak makna dalam kehidupan kita, salah satunya adalah bulan yang dikenal dengan nama syahrul Tarbiyah atau bulan pendidikan atau pelatihan.  Tentu untuk melihat apakah seseorang berhasil dalam latihan maka pembuktiannya ada pada bulan-bulan yang lain, yaitu kemampuan dari seorang muslim untuk menterjemahkan nilai-nilai yang  diperoleh di dalam bulan Suci Ramadhan, salah sari nilai yang dijanjikan oleh Allah adalah ketakwaan yaitu suatu derajat yang sangat mulya di sisi Allah Swt.  Untuk mengetahui apakah seseorang mendapatkan nilai derajat takwa tentu agak sulit, karena tidak sama dengan title yang diberikan oleh manusia seperti title sarjana  dimana ada bukti fisiknya seperti telah diwisuda, mendapatkan selembar ijazah dan lain-lain, tetapi title takwa ini sesuatu yang sangat abstrak sehingga yang dapat mengetahui adalah Allah  dan yang dapat merasakannya adalah orang-orang yang diangkat derajatnya oleh Allah swt. Namun demikian tentu ada tanda-tanda fisik yang dapat dilihat pada diri seseorang misalnya :
1.    Ibadah semakin meningkat
Seorang yang bertakwa tentu pengamalan ibadahnya semakin baik setelah keluar dari bulan ramadhan, seperti tanda-tanda yang dijelaskan oleh Allah swt dalam  Al-quran suarah Al-Baqarah : 2-4
Kitab[11] (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12], (yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang ghaib[14], yang mendirikan shalat[15], dan menafkahkan sebahagian rezki[16] yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18].

 Orang yang mendapatkan peningkataan takwa di bulan Ramadhan berarti keyakinan kepada hal yang gaib seperti Allah, adanya  syurga dan Neraka serta Malaikat semakin meningkat, begitu pula ibadah shalat semakin meningkat bukan hanya pelaksanaannya semakin baik tetapi juga kualitas shalat semakin baik seperti ketepatan waktu semakin terjaga, shalat jamaah semakin intensif dan kekhusuan dalam shalat semakin terjaga, termasuk semakin rajin mengeluarkan infak baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan agak kekurangan, jadi bukan hanya ketika ia surplus ia rajin mengeluarkan infak dan sedeqahnya tetapi dalam waktu sempitpun ia rajin mengeluarkan hartanya untuk membantu orang lain, juga salah satu yang semkin meningkat dalam dirinya yakni semakin yakin tentang Allah, adanya hari akhirat, adanya syurga dan Neraka serta adanya Malaikat.
2.     Menjaga Kuntinyunitas Ibadah yang dilakukan dalam bulan Ramadhan
Banyak amalan-amalan ibadah dalam bulan yang dapat dijaga kontinyunitasnya, untuk dilanjutkan di bulan-bulan lain di luar bulan Ramadhan, jadi jangan hanya di bulan Ramadhan kita melakukannya tetapi juga  di sebelas bulan-bulan diluar Ramadhan juga dikerjakan karena Allah yang kita sembah di bulan Ramadhan sama dengan Allah yang kita sembah di bulan-bulan lain. Diantara ibadah yang dapat dijaga kontinyunitasnya adalah :
a.     Puasa
Puasa yang kita kerjakan di bulan Ramadhan adalah puasa wajib, tetapi dibulan –bulan lain juga kita disunnatkan melakukan puasa, seperti puasa Syawal, dalam hadits Nabi yang di Riwayatkan dalam Hadits Muslim dikatakan bahwa :
Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan kemudian ia lanjutkan puasanya dibulan Syawal selama 6 hari maka ia berpuasa sama dengan setahun Lamanya.
Puasa sunnat yang lain adalah puasa senin- kamis, puasa putih yaitu setiap bulan tanggal 13, 14 dan 15 serta puasa  Daud.
b.     Shalat Malam (Lail)
Shalat lail yang dikerjakan pada bulan Ramadhan yang biasa dikenal dengan nama qiyamu Ramadhan, atau lebih umum dikenal dengan nama shalat Tarwih, juga dapat dilanjutkan di malam-malam bulan lain, seperti Firman Allah dalam surah Adzariat :15 -18
¨Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.
Qs. Al-Furqan :63 - 64
   Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka[1072].
[1072]  maksudnya orang-orang yang sembahyang tahajjud di malam hari semata-mata Karena Allah.
c.   Shalat berjamaah
             Alhamdulillah ketika Ramadhan tiba ummat Islam  menjadi bersemangat dalam  melakukan  ibadah shalat berjamaah, sehingga hamper semua masjid  menjadi  penuh , tentu suatu nilai  harus diteruskan di bulan-bulan lain, sebab kewajiban melakukan shalat berjamaah bukan  hanya di bulan Ramadhan  bagi kita muslim laki-laki, tetapi juga dibulan-bulan lain , malah ada hadits yang menyampaikan kepada kita bahwa :
Tidak ada shalat bagi orang yang bertetangga dengan Masjid kecuali di Masjid
Bahkan Rasul pernah sampaikan kepada Ummat ini tentang pentingnya shalat berjamaah, jika sekiranya ada yang mengganti beliau menjadi Imam  maka beliau akan mendatangi orang-orang yang tidak mau dating ke masjid lalu dia bakar rumahnya.  Demikian pentingnya shalat berjamaah ini sampai –sampai disebut sebagai  cirri bagai seorang muslim , Kata Nabi : jika kamu sering menyaksikan seseorang senang dating kemasjid maka persaksikanlah bahwa ia itu  adalah seorang muslim, bahkan nanti di akhirat pada saat tidak ada perlindungan kecuali perlindungan Allah swt, orang yang senangtiasa berada di masjid akan  dilindungi oleh Allah swt.
d.         Berinfak dan bersedeqah
 Alhamdullillah pada umumnya ummat Islam rajin berinfak ketika bula Ramadhan tiba, tetapi dibulan lain menjadi kurang semangat dalam berinfak, sehingga sering kita menemukan ketika bulan Ramadhan terkadang panti-panti Asuhan kelebihan makanan bahkan terkesan mubazzir karena terbuang-terbuang percuma, tetapi di bulan lain mereka serba kekurangan, ini karena ummat Islam hanya senang bersedeqah di bulan Ramadhan, seharusnya nilai ini di bawa keluar dari bulan Ramadhan supaya nilai ramadhan memberi bekas kepada kita.


Kamis, 01 September 2011

Penetapan 1 Syawal H = 31 Agutustu 2011= Nyeleneh

Waktu diciptakan oleh Allah swt, berjalan teratur dan tidak akan pernah saling mendahului antara satu dengan yang lain, misalnya siang tidak akan pernah mendahului pagi atau antara hari dengan hari yang lain tidak akan pernah saling mendahului hari senin tidak akan pernah mendahului ahad dan seterusnya. Waktu akan bergulir terus secara teratur selama sunnatullah yang ditetapkan oleh Allah tidak berubah terhadap alam raya ini, terutama tentang evolusi bumi serta rotasinya, begitu pula bulan. Sehingga catatan-catatan yang berhubungan dengan waktu cukup lengkap, misalnya jam berapa matahari mulai terbit pada setipa hari pada bulan tertentu kapan tenggelam. Begitu pula kapan masuk bulan baru dalam penganggalan Islam sudah sangat mudah diketahui, apalagi semakin berkembangnya ilmu falak. Sehingga tidak sulit lagi menentukan kapan suatu bulan lama selesai dan kapan bulan baru mulai. Sehingga ummat Islam yang berpikiran maju tentu tidak akan bingung dalam menentukan kegiatan tertentu seperti pelaksanaan ibadah puasa, ibadah haji, ibadah shalat id dan lain-lain sebagainya bahkan waktu-waktu shalat wajib, sudah dapat diakses dengan mudah.

Oleh karena itu pelaksanaan sidang isbath/penentuan 1 Syawal yang sering dilakukan oleh departemen Agama dan selalu berakibat penyesalan setelah pelaksanaan ibadah karena seringnya tidak tepat/salah, dapat sampai kepada tingkat kepercayaan ummat ini menjadi hilang kepada pemerintah dalam hal ini departemen Agama RI. Pelaksanaan Sidang ISbath pula dapat merupakan arena mempertontonkan kebodohan sekelompok ummat Islam di Indonesia ini, dan menggambarkan kelemahan kita terutama dihadapan ummat lain, betapa tidak, jadwal shalat saja sudah bisa disusun dengan baik, bahkan kapan gerhana matahari, gerhana bulan dapat dihitung dan ditentukan dengan baik kapan saat terjadi, bahkan orang sudah sampai ke bulan, kok menentukan awal bulan saja begitu sulit dan selalu salah-salah sehingga menjadi bahan tertawaan dunia . Barang kali Depag jangan hanya bekerja pada saat-saat menentukan waktu ibadah puasa atau 1 Syawal, tetapi sudah waktunya menyusun kelender Islam (hijriyah), supaya jauh-jauh hari ummati Islam sudah tahu kapan saat mulai puasa, kapan lebaran idul fitri dan idul adha, kalau sudah ada kelender Islam, maka Depag tidak usa lagi setiap tahun harus meneropon bulan tanggal satu yang jarang terlihat atau melakukan sidang Isbath yang di dalam dipenuhi nafsu ingin menang-menangan saja bukan mengcari mana yang benar, sehingga anggaran Negara juga dapat dipangkas. Saya sebagai ummat yang sudah sering tertipu, sangat menyesali depag RI jika ini akan terus berlangsung, dimana kita seperti hewan yang selalu jatuh pada lubang yang sama. Apalagi untuk suatu kebenaran bukan menggunakan azas demokrasi, karena kebenaran itu dapat berada pada kelompok yang minoritas. Okelah ada pernyataan bahwa biar pemerintah yang tanggung dosanya kalau ada kesalahan, tetapi pemerintah siapa, apa pribadi menteri Agama? Kalau ya tidak terlalu soal, tetapi kalau seluruh jajarannya belum tentu mereka sepaham dengan bapak, lagi pula apa kita sanggunp menpertanggunjawabkan dosa 250 juta lebih ummat Islam di Indonesia ini, kalau bapak menyatakan ya sanggup, saya anggap bapak terlalu berani, dosa sendiri saja belum tentu dapat dipertanggungjawabkan apalagi dosa seluruh ummat Islam yang melakukan kesalahan karena kesalahan menteri dalam pengambilan keputusan.

Allahu a’lam bisswab.