Selamat datang


ASSALAMU ALAIKUM WR.WB, SYUKRAN ANDA SUDI MAMPIR DI BLOG INI.

Minggu, 06 November 2011

YANG MEMBUANG SAMPAH DI SINI ANJING!


Mungkin kata-kata ini terlalu kasar, tapi ini kenyataan bahwa kata seperti di atas biasa kita jumpai disetiap sudut-sudut tempat, gang ataupun lorong bahkan di jalan raya sekalipun kata-kata ini menjadi sangat akrab dengan  mata kepala kita!,
Saya lalu menjadi merenung, betapa orang –orang sekarang dalam berkata-kata begitu kasar, padahal kata-kata anjing itu begitu hina ditelinga orang-orang yang beradab, tetapi mungkin juga ada benarnya karena anjing itu dalam membuang kotoran tidak melihat tempat bahkan tengah jalanpun menjadi sasarannya untuk membuang kotoran bagi sang anjing tidap peduli, yang penting hasratnya terpenuhi.  Mungkin inilah yang mendasari sehingga kata-kata kasar seperti di atas menjadi sangat popular, hal ini karena prilaku kita memang mirip-mirip binatang, tidak tahu aturan, sudah ada larangan “ jangan buang sampah di tempat ini, tetapi mereka tidak gubris mungkin karena orang sudah tidak peka lagi dengan kata-kata yang halus, sehingga lahirlah kata-kata yang kasar.  Adapun kata-kata seperti di atas orang masih saja membuang sampah ditempat itu, mungkin mereka merasa saya bukan anjing, saya adalah manusia, sedangkan yang di larang hanyalah anjing!
Subhanallah , sekiranya kita dapat berpegang teguh kepada ajaran agama kita, maka tidak akan ada kata-kata seperti di Atas, karena kebersihan adalah sebagian dari Iman kita! ALlahu a’lamu bissawab!
               

Rabu, 12 Oktober 2011

Perintah Berkurban

 Saudarku , kaum muslimin dan muslimat dimana saja!
Ketika kita lahir kedunia,  tak ada seorangpun diantara kita yang membawa sehelai kainpun, bahkan selembar benangpun tak ada yang melilit pada diri kita, artinya kita lahir tanpa membawa apa-apa,   artinya kita selaku manusia lahir kedunia ini tanpa persiapan apa-apa, hanya kita diberi modal oleh Allah berupa  potensi fisik, akal dan hati. Pontensi inilah yang diberikan oleh Allah kepada kita sehingga kita mempunyai kemampuan  untuk melakukan aktivitas dalam lapangan kehidupan  sehingga ada diantara kita yang diberikan reki oleh Allah swt, melampaui reski orang lain, bahkan  pemberian reski Allah ini tidak terbatas kepada materi saja, termasuk inmaterial sebagaimana  firman ALlah dalam surah Lukman :20
Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah Telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
Nikmat yang diberikan oleh Allah swt sesungguhnya sudah tidak terhitung lagi, sebagaimana firman Allah swt, dalam AL-qur’an :
“ Jika kamu mau menghitung nikmat Allah swt yang diberikan kepadamu niscaya kamu tak Akan mampu menghitungnya”
Untuk itu Allah swt menyuruh kita untuk senangtiasa mengsyukuri nikmat yang diberikan kepada kita, karena ketika kita bersyukur kepada Allah maka Allah akan senangtiasa menambahkan nikmatnya kepada kita semua sebagaimana firman-Nya
“ jika kamu bersyukur maka Allah akan senangtiasa menambahkan nikmatnya kepada kita semua”
Cara  kita bersyukur kepada Allah swt, adalah dengan cara shalat dan berkurban ,sebagaimana Firman Allah dalam surah  Al-Kautsar : 1-3
Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605].Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus[1606].
Menurut Allah setelah kita diberikan nikmat yang begitu banyak, lakukanlah shalat dan berkurbanlah.  Ibadah shalat adalah suatu bukti kesyukuran kita kepada Allah swt.sekaligus bentuk ketundukan seorang hamba kepada Khaliknya, juga sebagai bekal untuk kita diakhirat kelak inysa Allah, tentu ibadah shalat ini tidaklah memerlukan modal yang terlalu banyak, itupun masih terlalu banyak diantara ummat ini yang tidak melakukannya dan membiarkan waktu-waktu shalat itu berlalu begitu saja tanpa mereka melakukannya. Bukti kesyukuran kita selanjutnya yang cukup memerlukan pegorbanan harta adalah berkorban atau udhuhiyah, yaitu mengalirkan darah atau memotong  hewan pada hari raya idul fitri dan 3 hari tasyrik yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijjah, yang diminta oleh Allah kepada kita untuk dikorbankan tidaklah teralu banyak jika dibandingkan dengan apa yang selama ini diberikan oleh Allah kepada kita semuanya, ya mungkin sekitar 1 – 1,5 juta , dan yang diminta Allah ini sesungguhnya juga adalah harta  Allah yang dititipkan kepada kita semua, jadi sungguh naïf jika ada orang yang sangat kikir kepada orang yang selama ini memberinya.
Coba banyangkan bagaimana pegorbanan Nabi Ibrahim As , dimana Nabi Ibrahim as  telah rela mengorbankan anaknya yang sangat ia sayangi,  betapa  tidak Nabi Ibrahim yang sudah mulai tua, tulang-tulangnya sudah mulai lemah, umur sudah mulai uzur belum juga dikaruniai anak tetapi beliau tidak berputus asa ia selalu memohon kepada Allah agar  ia dikarunia anak yang saleh , seperti doa beliu dalam surah asshaf : 100
Ya Allah anugrhilah kami anak yang saleh
Kemudian Allah swt menganugerahi anak yang saleh, sebagaimana firman Allah dalam surah As-shaaf : 101
Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar[1283].
Bagaimana bukti kesabarannya, ketika Allah subhana wataalah  memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, dalam suatu dialog Allah sampaikan kepada kita, dengan sangat lengkap yaitu ketika Nabi Ibrahim menyampaikan kepada Anaknya :
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,  Sesungguhnya kamu Telah membenarkan mimpi itu[1284] Sesungguhnya Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar[1285].
Kalau Nabi Ibrahim rela mengorbankan anak yang dicintai , maka yang diminta oleh Allah kepada kita bukanlah anak yang kita cintai untuk dikorbankan tetapi hanya sedikit harta yang dititipkan oleh Allah kepada kita, bagi kita yang ada kemampuan kemudian tidak melakukannya , Maka Rasululah menyampaikan kepada kita agar mereka itu tidak usa dating melakukan shalat sebagaimana kata Rasululah dalam hadits:
Barang siapa yang memiliki kemampuan untuk berkorban kemudian tidak berkorban maka tidak usa ia dating ketempat kita shalat!
Begitu pentingnya  berkuban sampai-samapai orang yang  tidak mau melakukan kurban dilarang oleh Nabi untuk dating shalat, artinya sekalipun kita shalat maka shalat kita itu sia-sia, karena berkorban itu salah cara untuk memberikan harta kepada orang yang miskin, sementara orang yang enggang memberikan makan kepada orang miskin disebut sebagai pendusta Agama seperti firman Allah dalam surah Al-maun : 1- 3
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim,  Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
 Saudarku  , mari kita berusaha untuk melakukan kurban, mudah-mudahan harta yang kita kurban akan diganti oleh Allah dengan yang lebih banyak dan lebih berberkah! Amin

Selasa, 13 September 2011

Menghubungkan Silaturrahmi

Allah subhana Wataalah menciptkan kita sesungguhnya berasal dari satu turunan, yaitu semua berasal dari Adam  dan Adam sesungguhnya berasal dari tanah sebagaimana sabda beliau :
“ Kamu semua berasal dari Adam dan Adam berasal dari tanah”
Kemudian sejalan dengan perkembangan ummat manusia, karena kita dibatasi oleh tempat, lalu Allah menjadikan kita bersuku-suku, berkabaliah-kabilah dan berbangsa-bangsa, sebagaimana Firman Allah dalam Surah Al-hujrat : 13 ,
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Hal ini menunjukkan bahwa antara manusia dengan manusia diciptakan oleh Allah bukan untuk saling mengungguli antara satu dengan yang lain, apalagi untuk saling memusuhi atau saling membunuh, tetapi kita diciptakan oleh Allah antara satu dengan yang lain untuk saling kenal-mengenal antara satu dengan yang lain.  Dari perkenalan inilah kemudian terjadi interaksi antara satu orang dengan orang lain, antara satu kelompok dengan kelompok lain, antara satu suku dengan suku lain antara satu Negara dengan Negara  yang lain, kemudian terjadi ketergantungan antara satu dengan yang lain sehingga antara satu dengan yang lainnya saling membutuhkan.  Memang manusia tidak boleh hidup sendiri karena tidak akan  ada manusia yang sanggup hidup sendiri, dan memang fitrah selaku manusia selalu membutuhkan orang lain, itulah sebabnya kenapa Hawa dicipta oleh Allah swt untuk menemani sekaligus menjadi pasangan Adam As, sekaligus menjadi jalan untuk perkembangan ummat manusia!.
Khusus sesame muslim, mereka memiliki hubungan khusus yaitu hubungan persaudaraan antara satu dengan yang lain sekalipun mereka tidak memiliki hubungan kerabat keluarga, begitu mereka sudah mengikrarkan  kalimat syahadat maka antara satu dengan yang lainnya sudah bersaudara dan tidak akan pernah terhapus sampai akhirat kelak, inilah yang diungkapkan oleh Allah dalam surah Al-hujrat : 10
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Untuk dapat mewujudkan persaudaraan atau ukuhuwah yang baik maka, paling tidak ada 4 unsur yang harus terjalin dengan baik antara satu dengan yang lain, yaitu :
  1. Taarruf
Seorang muslim dengan muslim untuk dapat mewujudkan persaudaraan antara satu dengan yang lainnya maka harus dimulai dengan taarruf yaitu mengenal saudaranya, bukan hanya namanya, tetapi termasuk asalnya, keluarganya pekerjaannya, tempat tinggal, bahkan sifat-sifatnya, karena kalau kita mengenal saudara kita maka kita akan mudah memahami karakternya itulah sebabnya akan muncul unsure kedua yaitu
    2. Tafahum
Kita saling memahami antara satu dengan yang lain sehingga tidak mudah kita salah kafrah terhadap saudara kita
    3. Tatawwum
Unsur yang tidak kalah pentingnya adalah tatawwum atau saling tolong menolong antara satu dengan yang lain, sehingga kita tidak rela jika saudara kita mengalami masalah tanpa ikut membantu.
    4. Takaful
Unsur takaful adalah saling menjamin, kita jamin  keselamatannya, hartanya dan kehormatan diri dan keluarganya.
Empat unsure ini menjadi sangat penting dalam mewujudkan persaudaraan yang hakiki di antara kaum muslimin.
Persaudaraan yang baik dapat menjadi jembatan untuk dapat memasukkan kita ke dalam syurga Allah Swt, sebagaimana Sabda Nabi dalam Haditsnya :
“ Sebarkanlah salam diantara kamu, berilah makan, hubungkanlah silaturrahmi, tegakkanlah shalat malam, niscaya kamu akan masuk syurga”
Sebaliknya orang yang memutuskan silaturrahmi, tidak akan mendapat kebaikan dimana saja berada sebagaimana Firman Allah Swt, :
" kamu akan ditimpa musibah dimana saja kamu berada kecuali orang yang membina hubungan dengan Allah dan orang yang membina hubungan dengan sesama manusia"

Selasa, 06 September 2011

Menerapkan Nilai-Nilai Ramadhan


MENERUSKAN NILAI-NILAI RAMADHAN
Segala puji kepada Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk menyelesaikan kewajiban puasa dan segala-amalan sunnat di dalam bulan Ramadhan.  Bulan Ramadhan sebagai bulan istimewa buat kita memilliki banyak makna dalam kehidupan kita, salah satunya adalah bulan yang dikenal dengan nama syahrul Tarbiyah atau bulan pendidikan atau pelatihan.  Tentu untuk melihat apakah seseorang berhasil dalam latihan maka pembuktiannya ada pada bulan-bulan yang lain, yaitu kemampuan dari seorang muslim untuk menterjemahkan nilai-nilai yang  diperoleh di dalam bulan Suci Ramadhan, salah sari nilai yang dijanjikan oleh Allah adalah ketakwaan yaitu suatu derajat yang sangat mulya di sisi Allah Swt.  Untuk mengetahui apakah seseorang mendapatkan nilai derajat takwa tentu agak sulit, karena tidak sama dengan title yang diberikan oleh manusia seperti title sarjana  dimana ada bukti fisiknya seperti telah diwisuda, mendapatkan selembar ijazah dan lain-lain, tetapi title takwa ini sesuatu yang sangat abstrak sehingga yang dapat mengetahui adalah Allah  dan yang dapat merasakannya adalah orang-orang yang diangkat derajatnya oleh Allah swt. Namun demikian tentu ada tanda-tanda fisik yang dapat dilihat pada diri seseorang misalnya :
1.    Ibadah semakin meningkat
Seorang yang bertakwa tentu pengamalan ibadahnya semakin baik setelah keluar dari bulan ramadhan, seperti tanda-tanda yang dijelaskan oleh Allah swt dalam  Al-quran suarah Al-Baqarah : 2-4
Kitab[11] (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12], (yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang ghaib[14], yang mendirikan shalat[15], dan menafkahkan sebahagian rezki[16] yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18].

 Orang yang mendapatkan peningkataan takwa di bulan Ramadhan berarti keyakinan kepada hal yang gaib seperti Allah, adanya  syurga dan Neraka serta Malaikat semakin meningkat, begitu pula ibadah shalat semakin meningkat bukan hanya pelaksanaannya semakin baik tetapi juga kualitas shalat semakin baik seperti ketepatan waktu semakin terjaga, shalat jamaah semakin intensif dan kekhusuan dalam shalat semakin terjaga, termasuk semakin rajin mengeluarkan infak baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan agak kekurangan, jadi bukan hanya ketika ia surplus ia rajin mengeluarkan infak dan sedeqahnya tetapi dalam waktu sempitpun ia rajin mengeluarkan hartanya untuk membantu orang lain, juga salah satu yang semkin meningkat dalam dirinya yakni semakin yakin tentang Allah, adanya hari akhirat, adanya syurga dan Neraka serta adanya Malaikat.
2.     Menjaga Kuntinyunitas Ibadah yang dilakukan dalam bulan Ramadhan
Banyak amalan-amalan ibadah dalam bulan yang dapat dijaga kontinyunitasnya, untuk dilanjutkan di bulan-bulan lain di luar bulan Ramadhan, jadi jangan hanya di bulan Ramadhan kita melakukannya tetapi juga  di sebelas bulan-bulan diluar Ramadhan juga dikerjakan karena Allah yang kita sembah di bulan Ramadhan sama dengan Allah yang kita sembah di bulan-bulan lain. Diantara ibadah yang dapat dijaga kontinyunitasnya adalah :
a.     Puasa
Puasa yang kita kerjakan di bulan Ramadhan adalah puasa wajib, tetapi dibulan –bulan lain juga kita disunnatkan melakukan puasa, seperti puasa Syawal, dalam hadits Nabi yang di Riwayatkan dalam Hadits Muslim dikatakan bahwa :
Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan kemudian ia lanjutkan puasanya dibulan Syawal selama 6 hari maka ia berpuasa sama dengan setahun Lamanya.
Puasa sunnat yang lain adalah puasa senin- kamis, puasa putih yaitu setiap bulan tanggal 13, 14 dan 15 serta puasa  Daud.
b.     Shalat Malam (Lail)
Shalat lail yang dikerjakan pada bulan Ramadhan yang biasa dikenal dengan nama qiyamu Ramadhan, atau lebih umum dikenal dengan nama shalat Tarwih, juga dapat dilanjutkan di malam-malam bulan lain, seperti Firman Allah dalam surah Adzariat :15 -18
¨Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.
Qs. Al-Furqan :63 - 64
   Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka[1072].
[1072]  maksudnya orang-orang yang sembahyang tahajjud di malam hari semata-mata Karena Allah.
c.   Shalat berjamaah
             Alhamdulillah ketika Ramadhan tiba ummat Islam  menjadi bersemangat dalam  melakukan  ibadah shalat berjamaah, sehingga hamper semua masjid  menjadi  penuh , tentu suatu nilai  harus diteruskan di bulan-bulan lain, sebab kewajiban melakukan shalat berjamaah bukan  hanya di bulan Ramadhan  bagi kita muslim laki-laki, tetapi juga dibulan-bulan lain , malah ada hadits yang menyampaikan kepada kita bahwa :
Tidak ada shalat bagi orang yang bertetangga dengan Masjid kecuali di Masjid
Bahkan Rasul pernah sampaikan kepada Ummat ini tentang pentingnya shalat berjamaah, jika sekiranya ada yang mengganti beliau menjadi Imam  maka beliau akan mendatangi orang-orang yang tidak mau dating ke masjid lalu dia bakar rumahnya.  Demikian pentingnya shalat berjamaah ini sampai –sampai disebut sebagai  cirri bagai seorang muslim , Kata Nabi : jika kamu sering menyaksikan seseorang senang dating kemasjid maka persaksikanlah bahwa ia itu  adalah seorang muslim, bahkan nanti di akhirat pada saat tidak ada perlindungan kecuali perlindungan Allah swt, orang yang senangtiasa berada di masjid akan  dilindungi oleh Allah swt.
d.         Berinfak dan bersedeqah
 Alhamdullillah pada umumnya ummat Islam rajin berinfak ketika bula Ramadhan tiba, tetapi dibulan lain menjadi kurang semangat dalam berinfak, sehingga sering kita menemukan ketika bulan Ramadhan terkadang panti-panti Asuhan kelebihan makanan bahkan terkesan mubazzir karena terbuang-terbuang percuma, tetapi di bulan lain mereka serba kekurangan, ini karena ummat Islam hanya senang bersedeqah di bulan Ramadhan, seharusnya nilai ini di bawa keluar dari bulan Ramadhan supaya nilai ramadhan memberi bekas kepada kita.


Kamis, 01 September 2011

Penetapan 1 Syawal H = 31 Agutustu 2011= Nyeleneh

Waktu diciptakan oleh Allah swt, berjalan teratur dan tidak akan pernah saling mendahului antara satu dengan yang lain, misalnya siang tidak akan pernah mendahului pagi atau antara hari dengan hari yang lain tidak akan pernah saling mendahului hari senin tidak akan pernah mendahului ahad dan seterusnya. Waktu akan bergulir terus secara teratur selama sunnatullah yang ditetapkan oleh Allah tidak berubah terhadap alam raya ini, terutama tentang evolusi bumi serta rotasinya, begitu pula bulan. Sehingga catatan-catatan yang berhubungan dengan waktu cukup lengkap, misalnya jam berapa matahari mulai terbit pada setipa hari pada bulan tertentu kapan tenggelam. Begitu pula kapan masuk bulan baru dalam penganggalan Islam sudah sangat mudah diketahui, apalagi semakin berkembangnya ilmu falak. Sehingga tidak sulit lagi menentukan kapan suatu bulan lama selesai dan kapan bulan baru mulai. Sehingga ummat Islam yang berpikiran maju tentu tidak akan bingung dalam menentukan kegiatan tertentu seperti pelaksanaan ibadah puasa, ibadah haji, ibadah shalat id dan lain-lain sebagainya bahkan waktu-waktu shalat wajib, sudah dapat diakses dengan mudah.

Oleh karena itu pelaksanaan sidang isbath/penentuan 1 Syawal yang sering dilakukan oleh departemen Agama dan selalu berakibat penyesalan setelah pelaksanaan ibadah karena seringnya tidak tepat/salah, dapat sampai kepada tingkat kepercayaan ummat ini menjadi hilang kepada pemerintah dalam hal ini departemen Agama RI. Pelaksanaan Sidang ISbath pula dapat merupakan arena mempertontonkan kebodohan sekelompok ummat Islam di Indonesia ini, dan menggambarkan kelemahan kita terutama dihadapan ummat lain, betapa tidak, jadwal shalat saja sudah bisa disusun dengan baik, bahkan kapan gerhana matahari, gerhana bulan dapat dihitung dan ditentukan dengan baik kapan saat terjadi, bahkan orang sudah sampai ke bulan, kok menentukan awal bulan saja begitu sulit dan selalu salah-salah sehingga menjadi bahan tertawaan dunia . Barang kali Depag jangan hanya bekerja pada saat-saat menentukan waktu ibadah puasa atau 1 Syawal, tetapi sudah waktunya menyusun kelender Islam (hijriyah), supaya jauh-jauh hari ummati Islam sudah tahu kapan saat mulai puasa, kapan lebaran idul fitri dan idul adha, kalau sudah ada kelender Islam, maka Depag tidak usa lagi setiap tahun harus meneropon bulan tanggal satu yang jarang terlihat atau melakukan sidang Isbath yang di dalam dipenuhi nafsu ingin menang-menangan saja bukan mengcari mana yang benar, sehingga anggaran Negara juga dapat dipangkas. Saya sebagai ummat yang sudah sering tertipu, sangat menyesali depag RI jika ini akan terus berlangsung, dimana kita seperti hewan yang selalu jatuh pada lubang yang sama. Apalagi untuk suatu kebenaran bukan menggunakan azas demokrasi, karena kebenaran itu dapat berada pada kelompok yang minoritas. Okelah ada pernyataan bahwa biar pemerintah yang tanggung dosanya kalau ada kesalahan, tetapi pemerintah siapa, apa pribadi menteri Agama? Kalau ya tidak terlalu soal, tetapi kalau seluruh jajarannya belum tentu mereka sepaham dengan bapak, lagi pula apa kita sanggunp menpertanggunjawabkan dosa 250 juta lebih ummat Islam di Indonesia ini, kalau bapak menyatakan ya sanggup, saya anggap bapak terlalu berani, dosa sendiri saja belum tentu dapat dipertanggungjawabkan apalagi dosa seluruh ummat Islam yang melakukan kesalahan karena kesalahan menteri dalam pengambilan keputusan.

Allahu a’lam bisswab.

Minggu, 07 Agustus 2011

Alangkah Bijaksananya Islam

Agama Islam adalah Agama yang diturunkan oleh Allah untuk seluruh ummat Manusia sebagai aturan hidup yang sesuai keadaan manusia, dimana segala aturannya sesuai dengan fitrah kita selaku manusia sehingga semua cocok dengan kehidupan manusia, kecuali bagi orang yang memiliki pemahaman yang dangkal terhadap agama Allah ini, dan punya sintimetil terhadap Islam terutama bagi musuh-musuh Islam yang selalu mempropogandakan bahwa Islam itu adalah agama yang keras terhadap aturan, tidak ada kompromi sehingga cendrung tidak cocok terhadap kehidupan manusia, padahal banyak dalam syariat agama Islam apabila ditelaah sangat bijaksana.

Perhatikan bagaimana bijaksanaannya Islam, misalnya Dalam Islam puasa itu wajib bagi siapa saja orang Islam yang sudah mukallaf, tetapi jika karena anda dalam perjalanan atau dalam keadaan sakit maka anda boleh tidak puasa, hanya ganti saja diwaktu yang lain bahkan kalau anda memang sudah tidak sanggup lagi mengganti berpidiah saja yaitu memberi makan orang miskin, contoh lain adalah kewajiban menunaikan Ibadah Haji, kalau anda mampu, tetapi jika tidak mampu ya tidak wajib, begitu pula mengeluarkan zakat wajib tetapi ketika anda tidak dapat menunaikan zakat karena miskin maka anda yang diharapkan menerima zakat, termasuk kewajiban melaksanakan shalat sambil berdiri, tetapi kalau tidak dapat berdiri ya duduk, kalau tidak dapat duduk ya berbaring, kalau tidak sanggup berbaring ya anda yang harus siap-siap dishalati, contoh lain lagi jika anda membunuh maka wajib anda juga dibunuh sebagai qisash, tetapi jika keluarga yang terbunuh memaafkan dan anda membayar kaparat maka anda terbebas dari hokum qisash, termasuk juga puasa itu wajib satu bulan artinya seharusnya siang malam kita berpuasa, tetapi Allah membolehkan kita makan dimalam hari dan bergaul dengan istri karenaAllah tahu bahwa kita ini tidak akan mampu tidak makan sehari semalam termasuk tidak tahan untuk tidak menggauli istri. Kewajiban lain cukup bijaksana adalah kewajiban berjamaah dimasjid bagi laki-laki tetapi ketika kondisi tidak memungkinkan untuk dapat dating ke Masjid misalnya hujan lebat maka muadzin dapat mengumandankan shallu fi buyutikum (shalatlah di rumahmu). Hal lain yang cukup fleksibel adalah kewajiban menjalankan shalat wajib dengan bilangan 4 rakaat , tapi ketika anda melakukan perjalanan sebagai seorang musafir maka anda dapat memendekkan jumlah rakaatnya dari empat menjadi 2 seperti shalat duhur, Ashar dan Isya kecuali Magrib dan subuh. Firman Allah dalam surah Annisa :101

Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa kamu men-qashar[343] sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.

Ayat ini turun dimasa-masa dimana ummat Islam sering mendapat gangguan dari orang-orang kafir ketika melakukan perjalanan, sehingga mereka merasa takut terhadap ancaman orang kafir, maka kemudian ia dibolehkan untuk memendekkan shalatnya, tetapi kemudian ini berlanjut dilakukan oleh Nabi dan sahabat dimasa aman, sehingga Ya’la bin Muawiyah bertanya kepada Umar, mengapa kita masih melakukan shalat qashar ketika melakukan perjalanan (musafir) padahal tidak ada lagi rasa takut terhadap orang kafir, Umar pun menjawab bahwa apa yang engkau tanyakan kepadaku sudah pernah juga aku tanyakan kepada Rasululah Muhammad Saw, lalu beliau Jawablah bahwa “ Shalat Qashar itu adalah hadiah, hadiah dari Allah untuk kamu maka terimalah hadiah-Nya” (HR. Muslim)