Setiap suku di Indonesia memiliki senjata yang dimiliki secara turun temurun, dan itu dipelihara bahkan ada sebagian yang sangat dihormati dan bahkan dikeratmatkan, sehingga memiliki nilai tersendiri bagi masyarakatnya, Misalnya keris bagi orang jawa, rencong bagi orang Aceh, celurit bagi orang batak, badik bagi orang Makassar-Bugis, dan lain-lain.
Bagi Orang bugis-Makassar, badik adalah suatu kehormatan, bahkan dianggap tidak menjadi laki-laki dirinya kalau tidak dengan badik bahkan badik dianggap pendamping hidup. Karena itu badik bagi orang bugis- Makassar, bukan sekedar gagahan atau digunakan tidak pada tempatnya, apalagi jika sembarang dipakai atau digunakan. Bagi orang Makassar, ketika badik sudah tercabut dari banuanna, itu berarti kehormatan sudah diambang batas, artinya tidak ada lagi jalan lain yang dapat di tempuh, sehingga ketika badik keluar dari sarungnya itu berarti sudah pertarungan antara hidup dan mati, karena itu menyankut sirik yang harus dipertahankan.
Nilai inilah yang tidak lagi dipahami oleh sebagian anak-anak muda bugis-Makassar sekarang, banyak diantara mereka hanya karena persoalan sedikit saja badik sudah keluar dari banuanna (sarungnya), padahal mungkin masih ada jalan lain yang dapat ditempuh. Kembalikanlah makna badik itu kepada makna filosopinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar