Pengertian mahasiswa dalam kamus baik secara bahasa maupun istilah saya kira dari dulu sampai sekarang belum berubah. Secara bahasa Maha siswa berasalah dari dua kata Maha dan siswa, maha tentu mengandung arti yang paling, siswa ya orang kerjanya belajar atau pelajar, sedangkan menurut Istilah ya mahasiswa adalah orang yang tercatat pada suatu perguruan tinggi sebagai mahasiswa dan mengikuti semester berjalan.
Yang berubah adalah krakter mahasiswa, mahasiswa dahulu sangat lengket dengan krakter keilmuan, sehingga ke mana-mana mereka membawa buku dan pulpen, ya pulpen di tangan kanan buku ditangan kiri, mereka sangat dihormati oleh masyarakat, sekarang ini karkater itu sudah mulai hilang, mahasiswa sekarang ditangan kanan ada HP, tapi sering lupa bawa buku dan pulpen, satu lagi mereka sudah memiliki fasilitas yang lengkap dengan laptop yang selalu menyertainya. bahkan ada yang lebih aneh masuk kampus dengan membawa parang panjang dan badik, sepertinya mereka mau ke kampus membabat hutan, suatu prilaku kampungan yang di bawa dari kampung, mungkin mereka masih ingat ketika mau ke kebun.
Yang menyakitkan karena mereka sudah tidak dapat menghormati dosennya. Mahasiswa dulu ketika ketemu dosen begitu segan dan hormat dan itu dilakukan dengan sepenuh hati tidak di buat-buat, mahasiswa sekarang tetap hormat tetapi itu dilakukan ketika dosennya ada di depan bahkan ada yang mencium tangan dosennya, tapi itu hanya sebuah kamurflase, karenak ketika mereka diberi nasehat mereka tidak mau menerima. Prilaku-prilaku inilah yang mengakibatkan masyarakat tidak lagi terlalu hormat kepada mahasiswa, bahkan dulu ketika ada perkelahian sering masyarkat mengatakan eh jangan berkelahi kamu ini kayak tukang becak aja, sekarang justru tukang becak mengatkan jangan suka berkelahi kayak mahasiswa saja. Ini menandakan betapa mahasiswa sekarang sangat dekat dengan dunia anarkis. Biasanya mahasiswa yang sering membuat ula dikampus adalah mahasiswa-mahasiswa yang sudah karatan alias mahasiswa abadi, mereka hanya ingin menyandang titel mahasiswa, tetapi mengikuti proses yang ada di kampus mereka tidak melakukannya, bahkan cendrung mereka menghindar, ini mungkin penyebabnya karena mereka meman tidak memiliki bakat untuk menjadi mahasiswa, hanya karena dorongan orang tua atau karena hanya ikut-ikutan. Seharusnya meman tidak boleh semuanya menjadi mahasiswa, hanya orang-orang yang meman memiliki kemampuan, karena kalau tidak begitu maka mereka hanya membuang-buang waktu, tenaga dan pengorbanan orang tua sia-sia.
Yang berubah adalah krakter mahasiswa, mahasiswa dahulu sangat lengket dengan krakter keilmuan, sehingga ke mana-mana mereka membawa buku dan pulpen, ya pulpen di tangan kanan buku ditangan kiri, mereka sangat dihormati oleh masyarakat, sekarang ini karkater itu sudah mulai hilang, mahasiswa sekarang ditangan kanan ada HP, tapi sering lupa bawa buku dan pulpen, satu lagi mereka sudah memiliki fasilitas yang lengkap dengan laptop yang selalu menyertainya. bahkan ada yang lebih aneh masuk kampus dengan membawa parang panjang dan badik, sepertinya mereka mau ke kampus membabat hutan, suatu prilaku kampungan yang di bawa dari kampung, mungkin mereka masih ingat ketika mau ke kebun.
Yang menyakitkan karena mereka sudah tidak dapat menghormati dosennya. Mahasiswa dulu ketika ketemu dosen begitu segan dan hormat dan itu dilakukan dengan sepenuh hati tidak di buat-buat, mahasiswa sekarang tetap hormat tetapi itu dilakukan ketika dosennya ada di depan bahkan ada yang mencium tangan dosennya, tapi itu hanya sebuah kamurflase, karenak ketika mereka diberi nasehat mereka tidak mau menerima. Prilaku-prilaku inilah yang mengakibatkan masyarakat tidak lagi terlalu hormat kepada mahasiswa, bahkan dulu ketika ada perkelahian sering masyarkat mengatakan eh jangan berkelahi kamu ini kayak tukang becak aja, sekarang justru tukang becak mengatkan jangan suka berkelahi kayak mahasiswa saja. Ini menandakan betapa mahasiswa sekarang sangat dekat dengan dunia anarkis. Biasanya mahasiswa yang sering membuat ula dikampus adalah mahasiswa-mahasiswa yang sudah karatan alias mahasiswa abadi, mereka hanya ingin menyandang titel mahasiswa, tetapi mengikuti proses yang ada di kampus mereka tidak melakukannya, bahkan cendrung mereka menghindar, ini mungkin penyebabnya karena mereka meman tidak memiliki bakat untuk menjadi mahasiswa, hanya karena dorongan orang tua atau karena hanya ikut-ikutan. Seharusnya meman tidak boleh semuanya menjadi mahasiswa, hanya orang-orang yang meman memiliki kemampuan, karena kalau tidak begitu maka mereka hanya membuang-buang waktu, tenaga dan pengorbanan orang tua sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar